A Monk's Guide to a Clean House and Mind. Belajar lagi bersih-bersih biar nyaman dan tenang - Catatan Kecil

Minggu, 18 April 2021

A Monk's Guide to a Clean House and Mind. Belajar lagi bersih-bersih biar nyaman dan tenang

Saya mengetahui buku ini dari rekomendasi Florensia Niradewi pada video Klub Buku Narasi bareng relawan TEDxJakarta. Akhirnya saya masukkan pada daftar keinginan. Beberapa hari kemudian, saya mendapatkan pemberitahuan bahwa harga buku ini didiskon di platform Playbook. Akhirnya saya membeli buku ini. Setelah saya selesai membaca, banyak yang menarik pada buku ini.

 

Buku berjudul A Monk's Guide to a Clean House and Mind ditulis oleh Shoukei Matsumoto, seorang biarawan budha di Komyoji Temple, Tokyo. Shoukei Matsumoto menuliskan kesehariannya di kuil yang berhubungan dengan bersih-bersih. Tidak hanya cara dan Teknik bersih-bersih yang dia terapkan sehari-hari, buku ini juga berisi filosofi dari bersih-bersih untuk setiap elemen di kuil.

 


Buku ini diawali dengan filosofi bersih-bersih secara keseluruhan dan efeknya ke ketenangan pikiran para biarawan. Kemudian dilanjutkan teknis bersih-bersih ke dalam 6 bagian besar, mulai dari bersih-bersih bagian biara sampai bersih-bersih tubuh. Setiap bagian dibagi lagi menjadi bab-bab kecil.

 

Hal yang saya suka dari buku ini adalah cara penulisannya. Pembagian menjadi bab-bab kecil ini membuat pembaca tidak lelah karena tertuntut untuk menyelesaikan bab yang panjang. Di setiap bab berisi tempat dan elemen yang berbeda di kuil, sehingga tidak ada ketergantungan untuk membaca bab sebelumnya. Pembaca bisa dengan leluasa berhenti membaca dan melanjutkan kapan saja, sehingga kecepatan membaca buku ini bisa dikontrol penuh oleh pembaca.

 

Hal kedua adalah buku ini sangat aplikatif. Memang tidak semua hal bisa kita aplikasikan di tempat tinggal kita, namun buku ini tidak berisi hal-hal yang rumit untuk dilakukan. Kita tidak perlu mempunyai pemahaman filosofi yang tinggi untuk mengaplikasikan buku ini. Bahasa yang sederhana dan ringan juga sangat memudahkan pembaca dalam memahami buku ini. Jika penulis memasukkan istilah kuil, maka penulis akan menerangkan dengan singkat sehingga pembaca masih bisa mengkuti walau sangat awam dengan dunia kuil budha.

 

Kesan saya dalam membaca buku ini adalah ringan dan segar. Kita akan direfreshkan kembali tentang kegiatan yang mungkin setiap hari kita lakukan, yaitu bersih-bersih. Setelah membaca buku ini, kita akan mempunyai pemahaman berbeda tentang bersih-bersih. Bersih-bersih bukan menjadi kegiatan yang menyiksa, namun menjadi kegiatan yang membantu menenangkan diri karena lingkungan tempat tinggal kita bersih dan rapi.

 

Buku ini tidak tebal, hanya sekitar 130 halaman. Sangat cocok untuk bahan bacaan akhir pekan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar