Bertahan dalam Karya - Catatan Kecil

Jumat, 14 Januari 2022

Bertahan dalam Karya

Kamu yang sering berkunjung ke Taman Ismail Marzuki di Cikini saat sebelum revitalisasi, kamu mungkin pernah melihat bapak-bapak berambut putih panjang yang sedang mengajar anak-anak berlatih teater di teras Graha Bakti Budaya (GBB). Kadang waktu, ia sedang menjaga toko buku miliknya yang berada di pojok Graha Bakti Budaya TIM. Ia adalah Jose Rizal Manua.

 


Jose Rizal Manua, tokoh teater berdarah Padang yang lahir pada 14 September 1954. Menurut beberapa sumber, ia pernah mengikuti Bengkel Teater milik WS Rendra. Dari situ, kemampuan Jose Rizal terus terasah. Beranjak dari situ, Jose sering memenangkan perlombaan teater.

 

Selain menjadi dosen di Institut Kesenian Jakarta (IKJ), ia aktif dalam pengembangan seni teater, khususnya teater anak-anak. Melalui Teater Tanah Air, ia melatih anak-anak bermain teater dan mengadakan pertunjukan baik di dalam negeri maupun luar negeri. Banyak apresiasi telah ia dapatkan. Puncaknya, ia dan kelompok teaternya memenangkan perhargaan sebagai Penampil Terbaik dalam acara Festival Teater Anak Sedunia ke- 15 di Jerman pada tahun 2018. Sebelum itu pada tahun 2008, ia juga sempat mendapat penghargaan sebagai pertunjukan terbaik dalam acara Festival Teater Anak sedunia ke- 10 di Moskow.

 

Berdasarkan cerita dari vlog Pandji Pragiwaksono, setelah pulang ke tanah air, ia menawarkan kepada sebuah stasiun televisi nasional untuk menampilkan teater yang baru saja ia pertunjukan di Jerman. Televisi menolak dengan alasan, orang Indonesia tidak paham teater. Ia meragukan alasan tersebut karena pertunjukannya di Jerman, negara yang mempunyai bahasa dan kontek budaya berbeda, berjalan meriah.  Setelah ia berdiskusi lebih dalam, ia mengetahui bahwa alasan utama dari penolakan tersebut adalah teater itu tidak komersil.

 

Tentu saja ia tidak berhenti berkarya di dunia teater. Sebelum pandemi, aktifitas teaternya masih berjalan. Teater Tanah Air masih aktif berlatih dan mengadakan pertunjukan.

 

Saya berkunjung ke Galeri Buku Bengkel Deklamasi miliknya tadi siang. Sebuah toko buku yang dulunya berada di pojok GBB. Menurut beberapa sumber, galeri tersebut diinisiasi oleh Jose Rizal Manua dan WS Rendra. Ide pendirian galeri tersebut datang saat ia berdua berkunjung ke Broadway, dan melihat toko buku literasi yang ramai dikunjungi orang. Atas bantuan Gubernur Jakarta Soerjadi Soedirdja, berdirilah galeri buku di pojok GBB.

 

Saat kawasan TIM direvitalisasi dan GBB dirubuhkan, galeri buku tersebut sempat direlokasi ke Perpusda, dan sekarang berada di bagunan semi permanen, di sekitar tempat parkir mobil. Tidak terlalu luas, namun cukup nyaman. Seluruh buku tertata rapi di rak-rak yang ada di dalamnya. Jika kamu berkunjung ke sana, kamu akan menemui koleksi buku yang sangat banyak mulai dari buku budaya hingga buku sains.

 

Jose Rizal Manua, dunia teater dan galeri bukunya mungkin mengalami pasang dan surut, namun seorang seniman tetap bertahan dalam karya karena itu laku hidupnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar