Seberapa Sukses Eventmu? - Catatan Kecil

Selasa, 08 Mei 2012

Seberapa Sukses Eventmu?


“Gimana event kamu kemarin?”
“Sukses Bro, yang datang banyak, dan apresiasinya bagus”
“Wuiih...Selamat ya..”
“Makasih”

Event yang sukses, adalah dambaan setiap orang yang pernah berkecimpung di dunia event organizer, entah itu yang profit ataupun yang nonprofit. Pengunjung banyak, apresiasi bagus, profit besar akan menyenangkan hati sang EO. Tapi, pertanyaannya adalah, event yang sukses itu seperti apa? Apakah dapat diukur dari angka pengunjung atau profit? Apakah dapat diukur dari pujian yang masuk? Ataukah ada parameter lain?

Setiap EO yang baik pasti membuat parameter keberhasilan ketika akan menyelenggarakan sebuah event. Biasanya mereka akan mengevaluasi kesuksesan acara dari pencapaian parameter tersebut. Parameter setiap event tentu berbeda tergantung dari bentuk event dan penyelenggaranya. Setiap EO berhak menentukan parameter kesuksesan setiap event mereka sendiri, tapi menurut saya pribadi, parameter yang dibuat tidak cukup untuk menentukan kesuksesan sebuah event. Disamping ada parameter kesuksesan, harus ada pembanding sehingga event yang diselenggarakan dikatakan berhasil.

Parameter Kesuksesan Event
Seperti yang saya katakan di atas, setiap EO berhak menentukan parameter keberhasilan setiap event tergantung muatan dan bentuk event itu sendiri, tapi ada beberapa prinsip yang menurut saya pribadi harus ada di setiap event kalau mau dikatakan event itu sukses.

Pertama adalah, setiap event harus membuat panitia dan pesertanya lebih dekat dengan Tuhannya. Bukan berarti harus event agama, tetapi event apapun sebaiknya harus membuat setiap yang terlibat lebih dekat dengan Tuhannya. Contohnya di seminar, seminar apapun kalau ada ilmu pengetahuan  baru, ilmu pengetahuan itu harus lebih membuat dekat dengan Tuhan. Pun di event musik atau seni. Apapun konten acaranya, akan jauh lebih baik jika membuat peserta dan panitianya lebih dekat dengan Tuhan. Celakanya, beberapa EO lebih sibuk menyiapkan acara sehingga melupakan waktu ibadah. Dan paling celaka adalah, ketika event itu berdurasi panjang, peserta atau semua orang yang terlibat melewatkan kewajiban ibadah. Mungkin semua senang event itu berjalan lancar dan apresiasi bagus, tetapi buat apa kalau mereka melewatkan waktu ibadah. Pecuma kalau semua senang tapi keberkahan melayang. Keberkahan merupakan hal yang sangat penting, bahkan lebih penting daripada apresiasi manusia.

Kedua, adalah event akan dikatakan sukses jika bermanfaat kepada semua orang yang terlibat, baik peserta, EO, masyarakat sekitar, tim pendukung, sponsor, dan lain-lain. Kebermanfaatan harus ada disetiap event. Bukan dinilai dari angka pengunjung dan nilai profit yang masuk, tetapi manfaat yang diberikan haruslah besar. Memang idealnya adalah eventnya bermanfaat, pengunjungnya banyak, sehingga manfaat itu bisa dirasakan oleh orang banyak. Kebermanfaatan ini juga harus dirasakan oleh alam dan lingkungan hidup. Event hendaknya tidak menimbulkan efek negatif kepada alam dan lingkungan. Saya sangat mengapresiasi di beberapa event mulai ada kebiasaan meminimalkan sampah plastik dengan cara meminta peserta atau pengunjung membawa botol sendiri. Langkah kecil ini akan sangat bermanfaat bagi alam.

Coba Bandingkan
Ketika selesai acara, para EO akan mengevaluasi berdasarkan parameter yang telah dibuat. Jika parameternya positif, maka semua akan bergembira. Sebenarnya ada yang harus dilakukan dalam evaluasi, yaitu membandingkan dengan event lain yang sejenis. Butuh keberanian dan kebesaran jiwa untuk membandingkan event kita dengan event orang lain. Membandingkan dengan siapa? Apa yang dibandingkan?

Pertama, kita harus membandingkan dengan event kita sebelumnya. Jika event sebelumnya lebih bagus, maka harus ada koreksi yang cukup serius dalam pelaksanaan event kita. Bukankah jika hari ini lebih buruk dari kemarin maa kita disebut celaka. Ada kemungkinan kita tidak belajar dari kesalahan masa lalu.

Kedua adalah membandingkan dengan event lain yang sejenis. Kita harus evaluasi dan belajar beberapa aspek dengan membandingkannya. Contohnya tentang efektifitas dana. Jika ada event lain yang menggunakan dana yang sama atau bahkan lebih kecil dari event kita, tetapi mempunyai impact yang lebih besar, maka ada yang harus dibenahi dengan penyelenggaraan event. Atau ada event lain yang jauh lebih kreatif dan unik konsepnya, maka EO itu harus dengan senang hati mengoreksi dan belajar dari EO lain. Kalaupun event kita lebih bagus, maka harus ada yang dipelajari agar kesalahan yang dilakukan EO lain tidak kita lakukan di kemudian hari.

Membandingkan bukan berarti kita tidak bersyukur atas apa yang kita capai. Membandingkan merupakan metode agar kita tidak cepat berpuas diri dan menganggap kita telah mencapai yang terbaik. Membandingkan juga sarana koreksi dan belajar untu penyelenggaraan event kita yang lebih baik.

Semoga setiap event kita  lebih mendekatkan kepada Tuhan, bermanfaat bagi sesama dan alam, dan semakin baik kedepannya.

Salam Optimis untuk Indonesia!
@Hardian_cahya

Tidak ada komentar:

Posting Komentar