“Gimana event kamu kemarin?”
“Sukses Bro, yang datang banyak, dan apresiasinya bagus”
“Wuiih...Selamat ya..”
“Makasih”
Event yang sukses, adalah dambaan
setiap orang yang pernah berkecimpung di dunia event organizer, entah itu yang
profit ataupun yang nonprofit. Pengunjung banyak, apresiasi bagus, profit besar
akan menyenangkan hati sang EO. Tapi, pertanyaannya adalah, event yang sukses
itu seperti apa? Apakah dapat diukur dari angka pengunjung atau profit? Apakah
dapat diukur dari pujian yang masuk? Ataukah ada parameter lain?
Setiap EO yang baik pasti membuat
parameter keberhasilan ketika akan menyelenggarakan sebuah event. Biasanya
mereka akan mengevaluasi kesuksesan acara dari pencapaian parameter tersebut.
Parameter setiap event tentu berbeda tergantung dari bentuk event dan
penyelenggaranya. Setiap EO berhak menentukan parameter kesuksesan setiap event
mereka sendiri, tapi menurut saya pribadi, parameter yang dibuat tidak cukup
untuk menentukan kesuksesan sebuah event. Disamping ada parameter kesuksesan,
harus ada pembanding sehingga event yang diselenggarakan dikatakan berhasil.
Parameter Kesuksesan Event
Seperti yang saya katakan di
atas, setiap EO berhak menentukan parameter keberhasilan setiap event
tergantung muatan dan bentuk event itu sendiri, tapi ada beberapa prinsip yang
menurut saya pribadi harus ada di setiap event kalau mau dikatakan event itu
sukses.
Pertama adalah, setiap event
harus membuat panitia dan pesertanya lebih dekat dengan Tuhannya. Bukan berarti
harus event agama, tetapi event apapun sebaiknya harus membuat setiap yang
terlibat lebih dekat dengan Tuhannya. Contohnya di seminar, seminar apapun
kalau ada ilmu pengetahuan baru, ilmu
pengetahuan itu harus lebih membuat dekat dengan Tuhan. Pun di event musik atau
seni. Apapun konten acaranya, akan jauh lebih baik jika membuat peserta dan
panitianya lebih dekat dengan Tuhan. Celakanya, beberapa EO lebih sibuk
menyiapkan acara sehingga melupakan waktu ibadah. Dan paling celaka adalah,
ketika event itu berdurasi panjang, peserta atau semua orang yang terlibat
melewatkan kewajiban ibadah. Mungkin semua senang event itu berjalan lancar dan
apresiasi bagus, tetapi buat apa kalau mereka melewatkan waktu ibadah. Pecuma
kalau semua senang tapi keberkahan melayang. Keberkahan merupakan hal yang
sangat penting, bahkan lebih penting daripada apresiasi manusia.
Kedua, adalah event akan
dikatakan sukses jika bermanfaat kepada semua orang yang terlibat, baik
peserta, EO, masyarakat sekitar, tim pendukung, sponsor, dan lain-lain.
Kebermanfaatan harus ada disetiap event. Bukan dinilai dari angka pengunjung
dan nilai profit yang masuk, tetapi manfaat yang diberikan haruslah besar.
Memang idealnya adalah eventnya bermanfaat, pengunjungnya banyak, sehingga
manfaat itu bisa dirasakan oleh orang banyak. Kebermanfaatan ini juga harus
dirasakan oleh alam dan lingkungan hidup. Event hendaknya tidak menimbulkan
efek negatif kepada alam dan lingkungan. Saya sangat mengapresiasi di beberapa
event mulai ada kebiasaan meminimalkan sampah plastik dengan cara meminta
peserta atau pengunjung membawa botol sendiri. Langkah kecil ini akan sangat
bermanfaat bagi alam.
Coba Bandingkan
Ketika selesai acara, para EO
akan mengevaluasi berdasarkan parameter yang telah dibuat. Jika parameternya
positif, maka semua akan bergembira. Sebenarnya ada yang harus dilakukan dalam
evaluasi, yaitu membandingkan dengan event lain yang sejenis. Butuh keberanian
dan kebesaran jiwa untuk membandingkan event kita dengan event orang lain.
Membandingkan dengan siapa? Apa yang dibandingkan?
Pertama, kita harus membandingkan
dengan event kita sebelumnya. Jika event sebelumnya lebih bagus, maka harus ada
koreksi yang cukup serius dalam pelaksanaan event kita. Bukankah jika hari ini
lebih buruk dari kemarin maa kita disebut celaka. Ada kemungkinan kita tidak
belajar dari kesalahan masa lalu.
Kedua adalah membandingkan dengan
event lain yang sejenis. Kita harus evaluasi dan belajar beberapa aspek dengan
membandingkannya. Contohnya tentang efektifitas dana. Jika ada event lain yang
menggunakan dana yang sama atau bahkan lebih kecil dari event kita, tetapi
mempunyai impact yang lebih besar, maka ada yang harus dibenahi dengan
penyelenggaraan event. Atau ada event lain yang jauh lebih kreatif dan unik
konsepnya, maka EO itu harus dengan senang hati mengoreksi dan belajar dari EO
lain. Kalaupun event kita lebih bagus, maka harus ada yang dipelajari agar
kesalahan yang dilakukan EO lain tidak kita lakukan di kemudian hari.
Membandingkan bukan berarti kita
tidak bersyukur atas apa yang kita capai. Membandingkan merupakan metode agar
kita tidak cepat berpuas diri dan menganggap kita telah mencapai yang terbaik.
Membandingkan juga sarana koreksi dan belajar untu penyelenggaraan event kita
yang lebih baik.
Semoga setiap event kita lebih mendekatkan kepada Tuhan, bermanfaat
bagi sesama dan alam, dan semakin baik kedepannya.
Salam Optimis untuk Indonesia!
@Hardian_cahya
Tidak ada komentar:
Posting Komentar