Memulai Lagi - Catatan Kecil

Sabtu, 08 Agustus 2020

Memulai Lagi


Sejarah akan mencatat, tahun 2020 merupakan tahun yang akah mengubah segala aspek hidup manusia modern ini. Benda sekuuran 65–125 nm telah mengubah cara kita bepergian, interaksi, belajar, bekerja, dan beribadah. Selain kesehatan fisik masyarakat, pandemic ini juga menyerang kesehatan psikis. Aku tak luput. Orang yang terbiasa loncat travelling sana-sini seketika tak mengenal lagi bandara.


Satu-satunya hal yang bisa dilakukan adalah berdiam diri di rumah.Di rumah aja kata orang. Bahkan kelakarnya pun muncul, jika kamu adalah orang yang ingin menyelamatkan dunia namun bakatmu hanyalah rebahan, maka saat ini adalah saat terbaik untuk dirimu menjadi pahlawan.

Perubahan kebiasaan yang mendadak inilah yang membuatku bingung tak karuan. Stress mulai melanda. Aku hanya terkurung di ruangan ukuran 4x4 bernama kamar kos. Ritme hidupku berhenti mendadak. Selain itu ketakutan akan penularan juga menghantui setiap saat. Singkatnya mood hancur. Produktifitas menurun drastis. Jangankan produktif, hal yang aku usahakan dengan sekuat tenaga adalah tetap waras. Ya, tetap waras. Hal yang paling membuatku sedih adalah kemampuanku membaca buku. Hancur sudah keinginanku membaca buku.

Dulu kita mengeluh tak punya cukup waktu untuk membaca buku atau melakukan hal-hal produktif lain. Namun seketika, waktu adalah hal yang melimpah. Itupun tak membatmu lebih produktif. Di tengah ketidak produktifanku ini, aku mendengar seorang kawan kerja berhasil memanfaatkan waktu untuk sertifikasi profesi. Waw, makin tak merasa berguna saja aku. 

Banyak nasihat berkelewatan di twitter bahwa kalaupun kamu tak produktif di masa-masa seperti ini, tak mengapa. Pun dengan beberapa webinar kesehatan mental yang aku ikuti. Sebab kesehatan mental juga amatlah penting. Kekhawatiran dan ketakutan kita itu valid.

Ada hal yang membuatku sedikit lega adalah, ternyata ketidakproduktifan akan buku ini tidak hanya aku yang mengalaminya. Beberapa penulis besar mengalaminya dan mereka mengakuinya di sosial media.

Seiring dengan berjalannya waktu, ritme baru mulai terbentuk. Tubuh mulai terbiasa dengan hal-hal yang baru, begitu juga dengan mental kita. Kewarasan mulai mengunjugi kita lagi. Sedikit demi sedikit mulai tertata. Di saat inilah aku mencoba membuka buku lagi. Memulai lagi dengan kegiatan produktif kita yang biasanya aku lakukan sebelum dunia mengenal covid-19. 

Untuk tapakan pertama ini, aku tak mau memulai dari sesuatu yang berat. Novel fiksi merupakan pilihan yang menarik. Laut bercerita karya Leila S Chudori. Ini merupakan buku kedua karya beliau yang aku baca setalah dulu menamatkan novel Pulang. Hari kamis aku mulai membukanya setelah jam kerja dan kuteruskan di hari jumat. Dan hari sabtu aku berhasil menamatkannya. Senang tentu, aku merasa kembali. 

Aku tidak menyangka gairah menulisku kembali. Ini adalah tulisan pertama setelah pandemi ini datang. Semoga ini adalah awalan yang baik. Semoga semuanya makin baik-baik saja. Selamat datang kembali aku yang dulu dengan kebiasaan baru.

Jakarta, 8 Agustus 2020

Tidak ada komentar:

Posting Komentar