Seminggu ini aku menikmati tiga buku sekaligus, namun ketiga buku tersebut memiliki genre yang sama. Buku anak. Aku tertarik membaca buku anak-anak setelah aku mendengar siniar Kepo Buku yang tengah membahas buku anak. Tertarik terhadap buku yang dibahas, akhirnya aku membeli buku dengan judul Gadis Kecil Penjaga Bintang, karya Wikan Satriati.
Aku
memperkirakan buku ini dapat aku selesaikan dengan waktu baca yang singkat, maka
aku memutuskan untuk membeli buku anak satu lagi, yaitu Na Willa, karya Reda Gaudiamo.
Selain itu aku membaca ulang buku anak yang pernah aku baca yaitu Kita, Kami,
Kamu, tulisan Soca Sobhita & Reda Gaudiamo. Ketiga buku tersebut aku
tekatkan untuk habis dibaca dalam waktu seminggu.
Namun pada
tulisan ini, aku hanya membahas buku yang pertama, yaitu Gadis Kecil Penjaga
Bintang
Kesanku ketika
aku selesai membaca buku Gadis Kecil Penjaga Bintang adalah buku ini di luar
dugaanku. Persis apa yang dikatakan di siniar Kepo Buku. Aku tidak menyangka
bahwa buku anak bisa sesastrawi ini. Buku anak dalam bayanganku mempunyai
struktur yang sederhana, dengan kalimat yang tidak terlalu panjang. Cukup
S-P-O-K sederhana. Berbeda dengan buku anak umumnya, buku ini ditulis dengan bahasa
yang indah dan puitis.
Buku ini
menceritakan tentang doa dan harapan, dengan nuansa agama Islam. Saya
berasumsi, buku ini memberikan pemahaman kepada anak-anak, apa itu doa, ke mana
doa itu pergi setelah dipanjatkan, dan apakah doa itu bisa sampai kepada yang
didoakan. Penulis juga menyelipkan pentingnya berbagi terhadap sesama.
Nilai-nilai di
atas disajikan dalam bentuk cerita pendek dengan tokoh yang berbeda-beda. Alih-alih
memberikan pehaman langsung, penulis memberikan pengibaratan yang sangat indah.
Sebagai contoh, doa dilambangkan dengan bintang. Bintang yang dikirim seorang
anak yang berdoa akan pergi ke langit dan disampaikan ke rumah orang tua yang
kelam untuk menerangi. Rumah yang tidak terang, dikarenakan anaknya tidak
mengirim bintang Hal ini menggambarkan doa seorang anak kepada orang tua yang
telah meninggal. Pun dengan nilai-nilai yang lain, penulis pengguaan simbol dengan
sangat cantik.
Sebagi orang
dewasa yang membaca buku ini, makna tertulisnya aku bisa pahami segera. Untuk
mendapatkan makna yang lebih dalam lagi, aku harus mengambil jeda sejenak untuk
merenung. Pada akhirnya, aku akan mengucap, “Ohh… maksudnya ini.” Aku sangat
mengagumi penulis dan karyanya ini di setiap akhir cerpen. Nilai baik dapat
dimasukkan dengan sangat halus pada setiap cerita.
Kemudian saya
berpikir apakah ini bisa dicerna anak-anak secara langsung. Ini hanya asumsi saya,
kemungkinan tidak bisa. Buku ini dirancang untuk dibacakan oleh orang tua untuk
pengantar tidur. Di akhir cerpen, orang tua akan menerjemahkan dan menerangkan makna
dari cerita tersebut. Di situlah terjadi interaksi antara orang tua dan anak.
Buku ini
dilengkapi dengan ilustrasi yang menurutku sangat artsy. Ilustrasi pada buku
anak-anak biasanya ilutrasi sederhana berwarna-warni. Tidak banyak goresan yang
“tidak perlu” untuk memperjelas isi cerita. Hal itu tidak terjadi pada buku ini.
Semacam lukisan indah pada setiap lembarnya.
Walaupun buku
ini ada nuansa Islam dan beberapa doa Islam, menurutku buku ini masih bisa dibaca
oleh penganut agama lain. Kalian tidak perlu membacakan dua kalimat doa di
setiap ceritanya. Nilai yang ditampilkan sangatlah universal. Dikarenakan penulis
selalu menggunakan perandaian/simbol, maka tidak ada latar masyarakat tertentu
yang dirujuk.
Apakah buku ini
layak dibaca oleh orang dewasa? Sangat layak. Selain menikmati pesan yang
disampaikan, aku sangat menikmati kisah dan bahasa yang digunakan. Sangat
indah. Aku menikmati setiap twist yang ditampilkan untuk memberikan kesan yang
mendalam. Selain itu, tentu saja aku menikmati nilai-nilai yang disampaikan
penulis untuk menjadi bahan refleksi.
Buku ini bisa
kamu dapatkan di secara digital PlayBook dan Gramedia Digital. Untuk buku fisiknya,
aku kurang mengetahui karena sudah lama tidak menguncungi toko buku fisik.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar