Dewa Penunggu Harmoni - Catatan Kecil

Senin, 17 Januari 2022

Dewa Penunggu Harmoni

Jika kamu melewati persimpangan Harmoni dari arah jalan Hayam Wuruk menuju ke Monas, kamu akan menemukan patung kecil anak kecil berdiri yang bertumpu satu kaki dengan tangan kanan menunjuk ke langit. Ukuran patungnya kecil, jadi sangat wajar kalau ini tidak terlihat oleh orang yang lewat di sekitar Harmoni. Itu adalah patung Hermes.

 


Sebelum saya menceritakan sejarah dari patung ini, kita akan berkenalan dulu dengan Hermes. Dalam mitologi Yunani, Hermes adalah dewa pembawa pesan dari Zeus, raja seluruh dewa, untuk manusia di Bumi. Sebagai dewa pembawa pesan, Hermes mengenakan sepatu bersayap yang bisa melesak cepat, topi bersayap dan membawa tongkat yang dililit dua ular. Dia juga dikenal sebagai dewa ahli diplomasi untuk meyampaikan kepentingan Zeus.

 

Lalu mengapa ada patung Hermes nongkrong di Harmoni? Perlu dikertahui bahwa sekitar jalan Juanda (Rijswijk), Jalan Veteran (Rijswijk) adalah deretan pertokoan elit yang dimiliki oleh orang-orang eropa. Salah satunya adalah Karl Wilhelm Stolz, seorang pedagang kelahiran Jerman yang akhirnya menjadi warga negara Belanda membuka toko bernama Jenny & Co. Toko ini menjual barang-barang logam dan gelas yang dia import dari Jerman.

 

Pada tahun 1920, Stolz membeli patung Hermes dari Hamburg. Awalnya patung yang didesain oleh Giambologna ini adalah barang dagangan, namun karena Stolz sangat suka dengan patung ini, maka dia memindahkan patungnya ke rumahnya yang berada di kawasan Meezter Cornelis (Jatinegara). Istrinya, Matilda Jenny, tidak menyukai patung ini karena vulgar. Istrinya menyuruh Stolz membuang patung ini. Karena Stolz sangat menyukai patung ini, dia tidak lantas membuang.

 

Pada tahun 1930, Matilda meninggal dunia. Stolz memutuskan untuk menjual seluruh bisnisnya yang ada di Rijswijk. Dia memberikan patung Hermes ini kepada pemerintah kota Batavia sebagai rasa syukur bahwa sudah diberi kesempatan berbisnis di kota Batavia. Oleh pemerintah kota Batavia, patung itu dipasang di jembatan Harmoni, dengan tujuan agar memberikan keberuntungan kepada pemilik bisnis di kawasan Harmoni.

 

Pada tahun 1999, patung asli dari Hermes ini dipindahkan dari Harmoni ke Museum Fatahillah. Untuk menggantikannya, pemprov DKI membuat replikanya dan ditempatkan di mana patung itu dipasang mulanya.

 

Patung Hermes ini telah menjadi saksi bisu bagaimana kemajuan dan kejayaan Harmoni di masa Batavia yang dikenal sebagai kawasan nongkrong elit, hingga menjadi pusat pemerintahan Republik Indonesia.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar