Pasar Baru, adalah kawasan yang salah satu jadi favorit saya untuk saya kunjungi di akhir pekan. Sebelum pandemi, saya sering hunting foto di sini karena padatnya manusia dan beragamnya penjual. Pasar yang berdiri sejak tahun 1820 ini juga menyimpan banyak cerita dan gedung bersejarah. Tidak cuma itu, hal yang menjadi favorit saya di Pasar Baru adalah jajanan. Ada roti, kopi, dan mie. Bakmi Gang Kelinci mungkin menjadi yang paling tersohor, namun ada satu jajanan yang cukup jadi legenda. Cakwe Koh Atek.
Cakwe Koh Atek
mulai berdiri sejak tahun 1971. Lokasinya berada di Jalan Belakang Kongsi Nomor
31, Pasar Baru. Kalau kamu kesulitan menemukannya, coba cari dulu Bakmi Gang
Kelinci. Di sebelah kanan BGK, ada gang kecil masuk ke dalam. Kamu akan
menemukan kios Cakwe Koh Atek di sebelah kiri. Kiosnya kecil dengan nuansa
biru. Cakwe Koh Atek ini mulai buka sekitar pukul 10 pagi.
Koh Atek menjual
dua jenis gorengan, cakwe dan kue bantal. Tekstur cakwe dan kue bantalnya
renyah dan lebih enak kamu nikmati saat masih hangat. Saya suka karena cakwenya
tidak terlalu berminyak. Hal ini disebabkan karena Koh Atek memakai minyak
kelapa untuk menggoreng, bukan memakai minyak sawit.
Untuk menjaga
cita rasa dari cakwe dan kue bantal, sejak berdiri Koh Atek selalu membuat adonan
sendiri. Dia belum mempercayakan pembuatan adonan ke orang lain. Untuk
penggorengan, sudah ada karyawan yang membantu.
Untuk mendapatkan
cakwe dan kue bantal ini, sebaiknya kamu datang pagi-pagi. Jika ramai, kamu harus
menunggu 30 sampai 60 menit untuk dari pemesanan, karena Koh Atek selalu
menyiapkan dan menggoreng dadakan jika ada pesanan agar pelanggan dapat
menerima cakwe dan kue bantal dalam keadaan hangat.
Satu cakwe dan
kue bantal dijual dengan harga 6.000 rupiah. Jangan datang lebih dari jam 3
karena kemungkinan kamu akan kehabisan cakwe dan kue bantal ini.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar