Umurnya masih relatif muda, sekitar 31 tahun saat ia memegang pucuk pimpinan sebuah perusahaan raksasa tempat ia bekerja. Berwatak keras, berkemauan teguh dan berpikiran strategis. Saat itu dia dipandang sebagai anak muda yang cemerlang dan berprestasi. Dia mempunyai mimpi yang sangat spesifik mengenai kota ini. Mimpi itu yang mempengaruhi wajah kota Jakarta hingga saat ini. Dia adalah Jan Pieterzoon Coen atau yang lebih dikenal sebagai JP Coen.
Mengutip keterangan JJ Rizal, seorang sejarawan, pegawai VOC saat itu adalah generasi yang manja dan sering homesick. Mereka menginginkan wajah Batavia saat itu diubah semirip mungkin dengan Amsterdam dengan ciri-ciri jalanan yang lurus, mempunyai kanal-kanal di tengah kota, dan bangunan-bangunan yang tinggi dan megah. Karena itu JP Coen memerintahkan penggalian kanal-kanal di sekitar Batavia. Selain sebagai alat transportasi, kanal-kanal ini digunakan untuk tempat nongkrong sore-sore dan tempat untuk menunjukkan eksistensi diri. Semakin bagus perahu yang dipakai, semakin terpandang orang itu di mata penduduk. Untuk mensuplai air ke kanal-kanal Batavia, dia menyarankan pembangunan kanal Molenvliet (kanal Jalan Gajah Mada dan Hayam Wuruk) walau ini terealisasi setelah dia meninggal.
Untuk kehidupan sosial, JP Coen juga ingin membuat kehidupan semirip mungkin dengan Amsterdam. Di awal pendirian Batavia, dia mengeluhkan dengan sedikitnya populasi orang Eropa di Batavia. Karena itu, dia mengirim surat khusus ke Heeren XVII (Dewan Komisaris VOC) untuk mengirimkan warga Belanda, terutama gadis-gadis Belanda untuk datang ke Batavia agar kehidupan sosial di Amsterdam bisa direplikasi di Batavia.
Untuk kehidupan ekonomi, JP Coen berhasil mengubah Jayakarta dari pelabuhan yang tidak terlalu penting menjadi pusat perdagangan VOC. Semua operasional VOC di Hindia Timur dikendalikan di Batavia. JP Coen juga membuka akses ke orang Cina untuk datang ke Batavia, yang kemudian orang Cina ini akan berperan penting bagi perekonomian Batavia sebelum tragedi 1740.
Apakah itu mimpi itu semua sempurna? Tidak juga. Bentuk kota Batavia yang mempunyai kanal-kanal berubah menjadi bencana di kemudian hari sebelum dipindahkan ke Weltervreden oleh Daendles. Namun mimpi pemimpin muda ini akan tetap berbekas di Jakarta.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar