Senin, 19 November 2018
Rabu, 24 Oktober 2018
Mulanya saya tidak ingat kapan saya mengenal acara ini. Kemungkinan dari instagram penulis-penulis sakti macam Aan Mansyur atau Dee yang hadir tahun lalu. Saya sebagai
Catatan kecil akan merekam kegiatan UWRF perharinya. Semoga menyenangkan semuanyaa….
Sabtu, 20 Oktober 2018
Ada yang mengatakan bahwa morning person atau night owl tertanam dalam genetic kita. Ada yang mengatakan ini merupakan kebiasaan saja yang bisa saja dibentuk. Dan beberapa sumber mengatakan masing-masingnya punya kelebihan. Jika morning person lebih bisa mencapai keberhasilan akademik, namun night owl lebih mudah mengingat. Namun apapun itu pada kenyataannya dunia kerja tertama yang berada dalam ikatan office hour 9 to 5, secara tidak langsung menuntut kita menjadi morning person.
Jika pertanyaan ini ditanyakan sebelum saya kerja, mungkin dengan tegas saya akan menjawab Night Owl, tapi saat ini? Hemm… nanti dulu.
Kebiasaan night owl saya dimulai saat saya SMP. Saat itu, saya tergabung dalam kontingen kesenian karawitan. Guru kami membiasakan untuk menggarap musik di malam hari. Selain distraksinya kecil, entah mengapa ide-ide musik liar bermunculan di malam hari. Akhirnya dalam sebulan, kami sering bermalam di ruang musik di sekolah.
Kebiasaan night owl berlanjut ke SMA dan kuliah. Banyak kegiatan, entah itu rapat, mengerjakan tugas, atau riset saya lakukan malam hari. Dan alasannya sama, distraksinya kecil. Kebiasaan menulis pun saya lakukan di malam hari. Ide serasa bersembunyi di siang hari. Mungkin ide-ide itu adalah makhluk nokturnal. Dan puncaknya saat pengerjaan tugas akhir. Seingat saya, saya tidak pernah mengerjakannya di siang hari. Baik penulisan maupun simulasi saya kerjakan di malam hari sampai dini hari.
Kenapa saya begitu menyukai menjadi night owl? Distraksi, itu alasan utamanya. Entah kenapa saya gampang terganggu atau konsentrasi saya teralihkan jika siang hari. Riuhnya orang, suara kendaraan, musik, atau bunyi-bunyi lainnya begitu mengganggu saya untuk hadir utuh di mana saya berada. Karena itu saya harus menghadirkan diri saya sendiri untuk hadir di tempat sunyi, tanpa musik, tanpa dialog yang tidak perlu.
Dan bencana mulai saat bos saya mengharuskan saya datang on time, pulang on time. Karena sebelumnya, saya bisa datang siang dengan konsekuensi saya pulang juga malam. Oh My God. Saya tahu datang on time dan pulang on time merupakan kebiasaan baik, tapi saya masih terus belajar. Bagaimana saya bisa hadir utuh dan penuh di siang hari? Membiasakan kebiasaan baik memang tidak pernah mudah, dan tidak ada salahnya untuk dicoba.
Jumat, 12 Oktober 2018
Coffee person atau tea guy?
Kalau ini dengan tegas aku jawab coffee person.
Dalam sejarahnya, kopi diduga masuk ke nusantara pada sekitar tahun 1690 dengan diselundupkan oleh bangsa belanda dari kawasan Arab ke nusantara. Dengan aroma khasnya dan rangsangan yang ditimbulkannya, kopi dengan cepat populer di nusantara. Dan hingga sekarang, mungkin sebagian dari kita tidak akan melewatkan pagi hari tanpa kopi. Don’t talk to me before coffee, begitu istilah populernya.
Saya tidak ingat kapan saya berkenalan dengan kopi dengan sangat intense. Sewaktu kecil, orang tua saya menanamkan pemahaman kalau kopi itu adalah minuman orang dewasa, sehingga saya boleh meminum ketika saya sudah dewasa. Karena itu seingat saya, saya tidak intense atau setidaknya suka minum kopi hingga SMA. Begadangan saat itu bisa saya lalui tanpa kopi sedikitpun. Rasanya badan saya bisa diajak bekerja sama sampai malam tanpa berkenalan dengan minuman hitam itu. Bahkan sampai di awal kuliah, saya tidak suka minum kopi.
Saya menduga, saya berkenalan dengan kopi dengan sangat intense ketika saya masuk lab. Bukan karena saya jatuh cinta dengan senyawa bernama kafein, lebih karena lingkungan saya minum kopi sejati. Membahas paper sampai riset malam hari kami lalui dengan segelas kopi panas untuk masing-masing kami. Sekali dua kali, dan mulai keterusan. Dan tubuh ini mulai dirasuki biji-biji kopi nan harum itu. Mulai dari kopi susu yang lebih banyak susunya, hingga kopi hitam. Puncaknya saat masa-masa pengerjaan TA berlangsung. Saya tidak pernah melewatkan malam-malam TA tanpa kopi. Yap, dan resmilah saya menjadi coffee person.
Penderita maag dan penikmat kopi, adalah dua kepribadian yang tidak bisa bersatu. Dan kesialan tersendiri jika itu berkumpul dalam satu tubuh. Perut yang sensitif memang tidak bersahabat dengan biji asli Ethiopia itu. Kopi yang sangat ringan menjadi pilihan terakhir jika tubuh butuh asupan kafein di pagi hari. Lupakan kopi artisan dengan keharumannya di pagi hari. Bolehlah kalau Anda mengajak saya ngopi-ngopi di malam hari.
Kamis, 05 Juli 2018
Minggu, 01 Juli 2018
Sate Kambing Pak Manto
Jalan Honggowongso No.36, Sriwedari, Laweyan, Kota Surakarta, Jawa Tengah
Buka: 07.00 - 21.00
Kisaran Harga: 100ribu untuk 2 orang
Berlanjut sore harinya saya ke tengkleng Mbak Diah. Letaknya di daerah Solo Baru. Saya ke sini untuk menggantikan tengkleng Bu Edi yang tutup. Tengkleng Mbak Diah ini juga cukup terkenal. Menurut beberapa referensi, Tengkleng Mbak Diah ini langganan presiden kedua RI, Bapak Soeharto.Warung ini juga menyediakan sate, namun kali ini saya hanya memesan tengkleng. Setelah saya rasakan, kuahnya segar, dagingnya empuk dan tidak prengus. Jika ingin ada rasa pedas, kamu bisa menggeprek cabe yang disertakan. Tengkleng bisa kamu nikmati dengan harga 30 ribu perporsi. Karena rasa kuahnya gurih dan segar namun cukup ringan, tengkleng bisa kamu nikmati untuk makan siang ataupun makan malam.
Desa Tanjunganom RT.002 / RW.001, Kwarasan, Grogol, Kwarasan, Grogol, Kabupaten Sukoharjo, Jawa Tengah
buka: 09.00 - 21.00
Kisaran Harga: 35.000 - 40.000 per orang
Penelusuran kuliner saya berlanjut ke minuman, dan saya memilih susu segar. Mungkin banyak kedai susu segar di kota Solo, tapi kali ini saya memilih kedai susu Shi Jack cabang veteran. Kedai susu ini buka di malam hari. Di kedai ini selain menyediakan susu dengan berbagai rasa, juga terdapat cemilan atau jajanan khas angkringan seperti sate usus, sate bakso, gorengan, nasi kucing, dan favorit saya, ketan bakar. Harganya masuk untuk kantong mahasiswa sekalipun. Saya memesan susu segar tanpa rasa. Dan rasanya cukup menghangatkan badan saya di malam itu.
Jalan Veteran 180, Surakarta
Buka: 16.00-23.00
Kisaran Harga : 7.000 - 15.000 per orang
Masih ada beberapa list yang saya kunjungi, namun akan saya ceritakan di part 2. Surga kuliner itu memang bernama Solo.
Senin, 11 Juni 2018
Minggu, 10 Juni 2018
Well planned traveler, seorang traveler yang sangat memperhitungkan itinerary perjalanannya. Setiap jam diperhitungkan, setiap spot dijatah berapa lama, dan setiap pergerakan ditentukan transportasinya. Dia bahkan mempersiapkan plan B jika plan A tidak terlaksana akibat sesuatu yang di luar kontrolnya, contohnya cuaca. Apakah saya pernah? Pernah. Saya pernah mempersiapkan 3 itinerary sekaligus ketika saya traveling ke Singapore. Kebetulan saya traveling dengan beberapa rekan saya, dan saya hanya orang di rombongan itu yang pernah ke Singapore. Dikarenakan tidak ingin mengecewakan rombongan, saya tidak boleh menghabiskan waktu terlalu lama untuk berpikir jika terjadi sesuatu di luar kontrol saya.
- Waktu akan benar-benar efektif. Anda tidak akan kehabisan waktu untuk bengong memikirkan Anda mau ke mana saja. Tidak ada waktu yang terbuang untuk menunggu jadwal transportasi, dan tidak ada waktu yang terbuang untuk tersesat. Anda tidak akan menghamburkan waktu sedetik pun.
- Biaya akan terkontrol. Tentu saja ketika itinerary jelas, Anda tidak akan mengeluarkan biaya tambahan atau biaya dadakan. Apalagi jika hotel sudah dipesan jauh-jauh hari, maka kemungkinan besar akan mendapatkan rate yang lebih bagus.
- Anda bisa mengunjungi banyak tempat. Karena waktu benar-benar efektif, Anda akan bisa mengunjungi banyak tempat dalam waktu yang sama jika dibandingkan dengan tanpa itinerary detail.
- 1Saya lebih mendapatkan detail tempat yang saya kunjungi. Untuk cerita di Malaysia, akhirnya saya menghabiskan dua malam di Malaka, dan semalam di Kuala Lumpur. Untuk di Makala, dengan tempat sekecil itu saya mengeksplore dua hari. Saya benar-benar mendapat detail tempatnya. Saya sudah hafal sebagian jalan di sekitar Malaka, saya hafal mural yang ada, saya tahu bagaimana mereka berinteraksi, bagaimana sifat wisatawan yang ada, saya tahu tempat makanan halal, dan sebagainya.
- Penuh kejutan. Kejutan menambah seru petualangan perjalananmu. Tersesat, nanya sana-sini, salah naik bus, menemukan tempat-tempat menarik yang jarang di bahas di internet. Dan ini kadang yang saya kejar ketika saya traveling.
- Berinteraksi dengan orang sekitar. Ketika Anda tinggal di tempat yang sama dengan waktu relative lama, Anda akan “terpaksa” berinteraksi dengan orang-orang sekitar. Ya di situlah Anda akan belajar socio culture tempat itu.
- Tidak merasa diburu. Anda tidak akan merasa diburu jadwal ketika Anda termasuk dalam golongan ini. Perjalanan akan menjadi lebih santai.
Sabtu, 02 Juni 2018
Penjaja Makanan Sekitar Jogokaryan |
Antri Untuk Mendapatkan Hidangan Berbuka |
Ibu-ibu warga sekitar menyiapkan hidangan |
Warga Menunggu Waktu Buka Puasa |
Sabtu, 06 Januari 2018
Halo hari ke lima #30HariBercerita, kali ini adalah fase terakhir aku berinteraksi dengan cerita. Ketika kecil, aku menganggap cerita hanyalah hiburan, lalu beranjak cerita sebagai cara mengungkapkan sesuatu. Dan pada akhirnya, cerita lebih powerfull daripada itu. Cerita bisa menggerakkan orang.
Sudut pandangku tentang cerita berubah ketika aku bertemu dengan sekumpulan orang yang percaya dengan kekuatan ide dan story telling, yaitu TEDx Bandung. Ketika aku menjadi relawan, aku memahami betul bahwa speech yang dideliver di TEDx (kami menyebutnya TED Talks) dimotori dengan kekuatan cerita. Cerita yang dekat, inspiratif, dan baru dapat menggerakkan orang dibanding dengan argumen. Argumen membuat orang paham, cerita membuat orang terinspirasi, begitu kata Roby Muhammad di TEDx Bandung.
Ketika kerja, aku bertemu seorang leader di kantorku yang menggunakan cerita dengan sangat powerfull, yaitu Pak Fathoni. Beliau dalam setiap penjelasan, sangat meminimalisir argumen-argumen, dan lebih memberi pengayaan dalam bentuk cerita. Aku merasakan sendiri bahwa cerita lebih masuk di hatiku daripada leader yang membagun tim dengan argumen.
Bagaimana cara membuat cerita yang bisa menggerakkan? Nah, aku sendiri juga belum tahu, dan jauh dari bisa. Karena itu, #30HariBercerita menjadi langkah awal aku belajar membuat cerita.
Apa ceritamu hari ini?
Ditulis di tengah suara-suara kodok sawah yang tak pernah aku temui di Jakarta
5 Januari 2018
#30HariBercerita
Jumat, 05 Januari 2018
Untuk seri ke 4 dari #30HariBercerita agak telat karena kemarin harus siap-siap flight pagi. Mari kita teruskan bercerita tentang story telling. Pernah ga sih kalian ingin menyampaikan atau mengungkapkan sesuatu tapi hanya tertahan? Atau kalian punya pemikiran, tapi bingung mengungkapkan dengan cara apa? Banyak cara untuk mengungkapkan sesuatu, tapi yang paling asik dengan cerita.
Ya, hari ini aku akan bercerita tentang story telling bisa dijadikan untuk menyampaikan sesuatu. Aku pernah menulis sebuah cerpen saat kelas dua SMA. Sebenarnya ini merupakan tugas mata pelajaran bahasa Indonesia. Pak Didik, guruku saat itu, meminta kami agar menulis sebuah cerpen. Tema dan alur cerita terserah. Entah bagaimana, aku menulis sebuah cerpen rekaanku sendiri tentang pergerakan mahasiswa tahun 1998. Aku beri judul cerpen itu “Jakarta Sore Itu”.
Cerpen ini bercerita tentang mahasiswa aktifis yang terlibat aktif dalam upaya penjatuhan Soeharto dan menuntut reformasi. Dia sudah dilarang ibunya untuk ikut dalam aktivitas seperti itu. Singkat cerita, tubuhnya diterjang peluru tajam dari aparat. Cerpen ini aku dedikasikan untuk elang dan 3 mahasiswa Trisakti lainnya yang gugur.
Tema cerpen seperti ini tidak lazim ditulis oleh anak SMA kelas 2. Di saat lainnya menulis tentang romansa, persahabatan, atau tema sejenisnya, aku malah menulis tentang reformasi. Pak Didik sempat memanggil aku karena ini. “Kenapa kamu menulis dengan cerita ini?” tanya beliau di ruang guru. Aku dengan singkat menjawab, “Saya tidak suka Soeharto.” Jawaban singkatku saat itu.
Aku memilih cerita untuk mengungkapkan pemikiran dan perasaanku dengan sebuah cerita. Tidak ada jargon keras di dalamnya, tidak ada tuntutan eksplisit di dalamnya. Hanya sebuah cerita ibu yang kehilangan anak aktifis. Pemikiran yang diungkapkan dengan cerita, apalagi sebuah cerita yang dekat dengan kita, akan lebih mudah sampai pada orang yang membaca atau mendengar. Kita tidak perlu menyusun argumen panjang untuk sebuah pemikiran.
Ditulis di kamar, rumah.
5 Januari 2018
#30HariBercerita
Rabu, 03 Januari 2018
Halo hari ketiga untuk #30HariBercerita. Aku mau cerita tentang…. Cerita. Cerita atau bahasa kerennya sekarang itu story telling adalah hal yang sangat dekat dengan kehidupanku. Aku bisa membaginya ke dalam 3 fase. Fase pertama adalah story telling sebagai hiburan. Fase kedua adalah story telling sebagai cara berkomunikasi. Fase ketiga, story telling sebagai alat propaganda. Biar agak panjang dan aku biar ada bahan untuk tiga hari ke depan, aku akan bahas per fase.
Untuk kali ini aku akan bercerita tentang story telling sebagai hiburan. Aku mulai berkenalan dengan story telling sejak aku masih sangat kecil. Ayahku sering mendongengkan aku berbagai cerita sebelum tidur. Ya, dongeng adalah alat story telling paling sederhana dan paling awal yang aku kenal, sebelum aku berkenalan dengan story telling berupa tulisan. Saat aku mulai besar, aku mulai berkenalan dengan story telling berupa tulisan. Aku sudah lupa kesenanganku membaca dimulai sejak kapan. Tapi kemungkinan besar sejak kelas 4 SD. Sejak aku pindah tinggal bersama nenek di Ponorogo. Sebelumnya aku tinggal bersama orang tuaku di desa yang cukup pelosok di Blitar bagian selatan. Dikarenakan orang tuaku khawatir akan kualitas pendidikanku, aku dipindah untuk tinggal bersama nenekku di Ponorogo. Sebelumnya, akses bacaan sangatlah sulit di desa. Perpustakaan sekolah hanyalah ruang berdebu tempat meletakkan buku satu rak, bersama dengan barang-barang tidak terpakai. Dan pada akhirnya, perpustakaan nyaman hanyalah dongeng pada saat itu. Ketika di Ponorogo, mulailah terbuka bahan bacaan yang sangat luas. Yang aku suka? Komik tentu saja. Tidak berat. Komik sinchan. Dan beberapa seri komik lain yang aku punya sepeti paman gober dan komik disney lainnya. Bahan bacaan lain? Kebanyakan cerita rakyat atau legenda.
Cerita sebagai hiburan. Ya, cerita selalu bisa menghiburku. Sinchan tidak pernah gagal membuat aku tertawa. Paman gober menyusul berikutnya. Dan pada akhirnya aku sangat keranjingan dengan membaca. Dikarenakan tidak tahunya cara membaca dengan sehat, aku mendapatkan kaca mata pertamaku di kelas 4 SD. Kelas 5 mulai berkenalan dengan novel. Novel pertama yang aku baca adalah Harry Potter and the Sorcerer's Stone, pemberian Om Nanang. Makin menjadi saat aku kembali tinggal bersama orang tua di Blitar. Kali ini di kota. Aku masih ingat, di kota Blitar ada persewaan komik. Mungkin aku menjadi salah satu pelanggan tetap di sana. Alhamdulillah, aku mempunyai orang tua yang mensupport kebiasaan membaca cerita ini. Seluruh serial Harry Potter dibelikan oleh ayahku.
Ya, cerita tidak pernah gagal menjadi hiburan. Hiburan bernilai, hiburan yang menyentuh, hiburan yang menginspirasi. Cerita tidak harus disampaikan dalam tulisan, karena ada yang bilang budaya Indonesia itu bukan budaya baca tulis, tapi budaya tutur. Namun apapun bentuknya, story telling menjadi alat hiburan sederhana untukku. Bagaimana dengan kamu?
Ditulis di kegalauan malam hari
3 Januari 2018
#30HariBercerita
Selasa, 02 Januari 2018
Hari sudah akan berganti, tapi aku baru memulai cerita hari ke dua untuk #30HariBercerita. Untuk malam ini aku akan cerita tentang membaca. Akhir-akhir ini aku mulai lagi memupuk semangat untuk menyelesaikan membaca buku. Setelah sekian lama aku tidak pernah menyelesaikan membaca satu buku utuh. Kalau ada yang bertanya, emang baca harus satu buku utuh? Aku pikir tidak. Kamu bisa melewati bagian yang mungkin kamu kurang suka. Mungkin juga kamu bisa menyelingi dengan buku lain. Namun kalau aku pikir, ada bahayanya kalau kamu berhenti membaca di tengah jalan. Kamu hanya mengerti sebagian topik dari keseluruhan ide yang ada di dalam buku. Emang akibatnya apa? Ada kemungkinan kamu salah tafsir atas ide buku itu, atau kamu salah “ilmu” dalam merespon sesuatu. Analogi sederhananya adalah kamu tidak akan rela diperiksa oleh dokter yang hanya belajar satu bagian tubuh saja kan? Yup, semua muara dari membaca sebagian buku adalah kedangkalan. Ya masih mending ini sih daripada kamu membaca artikel online dengan hanya membaca judul saja (btw, banyak netizen yang kayak gini sih)
Kenapa sih aku sempat malas baca buku? Aku berpikir, mungkin penyebab utamanya aku malas. Okay, aku tidak memungkiri itu. Tapi ada penyebab lain kenapa aku jadi malas membaca buku. Karena aku terbebani sesuatu dalam membaca buku. Yup, beberapa kali aku memilih buku yang sebenarnya aku tidak suka. Namun karena ada beban, antara lain agar bacaanku lebih berbobot, atau membaca buku rekomendasi orang terkenal, atau terbebani best seller, atau yang paling sering adalah membaca buku dengan topik terkini, akhirnya aku membaca sesuatu yang tidak aku suka. Yang pada akhirnya, aku hanya terbebani argumen-argumen saja. Tidak menyentuh aspek dalam hidupku. Akibatnya aku dan buku itu menjadi berjarak. Menyelesaikannya pun menjadi beban. Nah pada akhirnya, aku tidak ada keinginan untuk menyelesaikan satu buku utuh.
Karena itu, akhir-akhir ini aku membaca buku yang benar-benar aku suka, atau topiknya memang dekat dengan kehidupan personalku. Aku sekarang sedang berusaha menyelesaikan dua buku yang aku selang-seling bacanya, yaitu buku Hidup Sederhana dari Desi Anwar dan When Strangers Meet dari Kio Stark.
Kalau kamu, apa buku yang sedang kamu baca?
Ditulis di kosan di tengah deadline kerjaan kantor
2 Januari 2018
Senin, 01 Januari 2018
Aku memulai #30HariBercerita dengan tidak mood. Dalam kepalaku aku sudah punya kerangka cerita yang lain, cerita menyenangkan tentang pantai. Tapi malam ini tiba-tiba perasaan menjadi tidak enak. Daripada aku tetap menulis dan nanti pada akhirnya jadi tulisan galau nan cengeng, mohon maaf tulisan hari pertama tidak terlalu menyenangkan.
Tapi, tahukah kalian apa yang bisa membuat hati orang bisa sedikit lebih baik? Kata beberapa orang, termasuk psikolog, dengan membuat daftar apa yang kamu syukuri hari ini. Oke, biar hati ini agak mendingan, kita buat gratitude list aja ya.
1. Hari ini supermoon. Hei, kalau kau lihat bulan di tanggal 1 Januari 2018 ini, bulan begitu terlihat dekat dan besar. Sekilas yang aku baca, hari ini adalah titik terdekat bumi-bulan untuk sekian tahun. Bulannya indah dan terang banget meskipun kamu melihatnya dari Jakarta.
2. Hari ini nyoba nyari barang, dan berhasil. Walau agak mahal dibandingkan perkiraan, setidaknya berhasil dapat. Barangnya apa? Emmm… tidak untuk diceritakan dulu deh.
3. Badan yang kemarin remuk redam, hari ini agak mendingan. Oleh-oleh dari pantai dan nyetir 12 jam adalah badan yang lemas seharian. Nah, hari ini udah jauh lebih mendingan.
Sebenarnya banyak lagi sih hal-hal yang seharusnya disyukuri hari ini, tapi itu dulu aja yang di share kali ini. Semoga kita bisa tetap bersyukur tiap paginya.
Ditulis di warung seafood tebet
1 Januari 2018
Dalam rangka #30HariBercerita